TAMRON FANTASTIC PHOTO
CONTEST GOES TO JAPAN
Mimpi Tiga
finalis Tamron Fantastic Photo Contest Goes to Japan menjadi kenyataan pada
pertengahan April 2015. Kesempatan
memotret cherry blossom dan gunung Fuji dari sebelah utara Tokyo didampingi
4 orang yang masing-masing punya tugas maupun peranan. Mereka adalah Tim dari
Ana Photo selaku distributor resmi lensa Tamron Hadi Aribowo,Don Hasman,Denny
Herliyanso,Ray Syahputra. Rombongan didampingi pemandu khusus yang sangat paham
tentang objek-objek foto yang ingin dikejar oleh para fotografer Indonesia
dalam waktu yang sangat terbatas. Kawasan Danau Kawaguchi, sekitar 2 jam
perjalanan dengan mobil di utara Tokyo menjadi tujuan utama.
Diseputar
danau luas berudara sejuk, bunga sakura beraneka jenis dan warna tengah mekar
dengan indahnya. Di tepian sungai kecil yang dipenuhi deretan pohon sakura
berwarna putih bersih, seorang gadis berbusana tradisional kimono merah tengah melakukan pemotretan diantara para sahabatnya.
Para fotografer Sahabat Tamron Indonesia yang haus objek khas Jepang langsung nimbrung. Bahkan bisa mengarahkan sang
gadis yang kebingungan menghadapi moncong lensa Tamron berbagai ukuran.
Diseberang lokasi kami yang hanya berjarak 20 meter tengah berlangsung
pemotretan wedding. Serentak para fotografer mengalihkan bidikan mereka ke
objek sepasang pengantin.
Setiap
langkah mengelilingi danau, senantiasa kami berhenti untuk berebut kesempatan
memotret sakura yang tengah memamerkan keindahannya. Objek berikutnya kami menuju kuil yang
berseberangan dengan Gunung Fuji. Bunga sakura dengan latar belakang kuil berarsitektur
tradisional dengan warna merah sungguh menarik bagi ketiga juara TFPC kesempatan
mendokumentasikan musim semi Jepang. Sayangnya cuaca kurang bersahabat. Awan tebal
menutupi puncak Fuji dengan lembah-lembahnya yang masih berselimutkan salju.
Pemotretan
hari-hari berikutnya dikonsentrasikan ke beberapa kawasan seputar Tokyo, hingga
kami mencapai pusat fashion bergengsinya, Ginza. Mereka bukan membidik ke
toko-toko yang menjajakan aneka produk fashion ternama dunia, lensa kamera
mereka lebih terarah pada kesibukan lalu lintas yang berlalu lalang. Di setiap
kesempatan berada di dalam gerbong kereta api bawah tanah, maupun monorail yang
berkeliling dikawasan Tokyo. Setiap kesibukan penduduk kota terbesar Jepang
tiada luput diabadikan oleh bidikan kamera para fotografer Sahabat Tamron
Indonesia. Denyut kehidupan malam yang bercampur baur dengan arsitektur kota
Tokyo dan gemerlap lampu-lampu kota
besar mereka garap dengan lahap.
Malam
terakhir di Tokyo kami dijamu dengan santap malam oleh Tamron Jepang yang
dipimpin oleh Mr Nonaka, General Manager overseas sales dept. Santap malam dengan suasana yang sangat tradisionil di
sebuah resto ditengah Ueno park, setiap makanan disajikan selalu disertai
dengan penjelasan mengenai nama dan bahan makan tersebut dibuat. Pengantar
santap malam beberapa peserta juga mencicipi sake, alkohol khas Jepang.
Kesigapan serta kecekatan para
peraih kesempatan memotret musim semi di Jepang yang notabene sudah berbekal
rencana pemotretannya masing-masing ternyata tidak diikuti oleh kegesitan
mereka berjalan di dalam kota yang bergerak serba cepat. Maklum, kebiasaan
berjalan cepat masih belum mereka pahami di kota yang dinamika penduduknya
serba dipacu oleh waktu. Ketika diminta tanggapan tentang acara yang disuguhkan
kepada Tjandra Niti Mandala peraih juara 3 asal Bali, dengan singkat dia hanya menyatakan:
“Asyik banget.. saya merasa istimewa berada disini!” Sementara Muhyiddin peraih
juara 1 dalam TFPC mengungkapkan kepuasannya dengan komentar: “Acaranya Bagus
sekali.. kesempatan langka berada dinegeri sakura ini dan bisa ditemani Juri
foto yang profesional!”. Sama juga halnya dengan Gerdie peraih juara 2
mengungkapkan komentarnya “Seru banget bisa hunting di Jepang sambal belajar
bersama 2 fotografer professional, pengalaman yang sangat berharga bagi saya”
Secara
sederhana, seharusnya selain berbekal rencana perjalanan dan rencana kerja,
seorang fotografer yang punya kesempatan berkunjung ke mancanegara harus mampu beradaptasi
secara cepat dengan kultur yang memang menjadi dasar kehidupan masyarakat
lokal.
Tetap semangat memotret didampingi oleh Om Don dan Pak Denny sebagai Mentor
Bersama Peserta hari pertama di Jepang
Berlatar belakang pemandangan Jepang yang indah
Semoga perjalanan kali ini sangat berkesan bagi teman-teman semua
Komentar
Posting Komentar